- Bitwyre
- Posts
- 🍀 Weekly Digest Special - The East Narratives
🍀 Weekly Digest Special - The East Narratives
🇨🇳 Dinamika Kebijakan dan Penguatan Ekonomi di Tiongkok
GM Bitwyre Fam,
Hari Minggu kemarin, Indonesia baru saja melantik Presiden kedelapannya, Prabowo Subianto, yang sekaligus akan mengubah lanskap politik dan juga ekonomi dalam negeri. Di Asia Tenggara sendiri, Indonesia sebagai pemain kunci telah memajukan bidang infrastruktur dengan berbagai inisiatif globalnya, salah satunya adalah proyek Belt and Road Initiative (BRI) yang digarap bersama Tiongkok.
Dengan posisi Tiongkok sebagai adidaya besar di timur, kami di Bitwyre merasa penting untuk melakukan pembaruan informasi kepada para investor dan trader. Melalui edisi The East Narratives, kami akan fokus terhadap beberapa dinamika ekonomi di Asia, dalam hal ini Tiongkok, termasuk dengan pemberian stimulus besar di tengah melambatnya ekonomi dan juga dampaknya secara domestik dan internasional. Selamat membaca.
Market Overview
Market Update
Sentiment Check
Stimulus untuk Menghidupkan Ekonomi Kembali
Kebijakan ekonomi terbaru dari Tiongkok menunjukkan perubahan dari yang sebelumnya berupa stimulus jangka pendek ke mitigasi risiko jangka panjang.
"Langkah-langkah yang diambil Tiongkok sejak akhir September—seperti pemotongan suku bunga dan dukungan untuk pasar saham serta sektor properti—merupakan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri."
Namun, meski sektor pendidikan dan digital mulai menunjukkan perbaikan, skeptisisme terhadap dampak langkah-langkah tersebut tetap saja ada. Zhu memprediksi bahwa pemerintah masih banyak berpusat pada penguatan basis industri, bukan peningkatan pada konsumsi langsung.
Merespon perlambatan ekonomi di Tiongkok, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) sebagai bank sentral negeri, mempercepat upaya pelonggaran moneternya. Upaya ini dilakukan dengan menurunkan suku bunga acuan mereka sebagai langkah penting untuk menstabilkan kembali pertumbuhan ekonomi.
PBOC menerapkan pemotongan suku bunga utama pinjaman satu tahun dari 3,35% menjadi 3,10%, serta suku bunga lima tahun dari 3,85% menjadi 3,60%. Penurunan suku bunga yang agresif ini sejalan dengan rencana baru pemerintah untuk mendukung individu dan institusi melalui akses kredit yang lebih mudah.
Besaran potongan ini signifikan di mana banyak analis dan ekonom berpendapat positif bahwa Tiongkok akan benar benar berkomitmen untuk mendukung perekonomian jangka panjang. Meski demikian, bantuan yang bersifat jangka pendek ini harus dikawal dampaknya, di hadapan tantangan struktural yang lebih dalam, seperti yang masih ada di sektor properti.
Posisi Yuan di Dalam dan Luar Negeri
Di tengah pasar domestik Tiongkok yang sedang menghadapi tantangannya tersendiri, para trader tetap percaya pada stabilitas Yuan onshore (Mata uang RMB yang bersirkulasi di mainland), terutama menjelang pemilihan presiden AS tiga pekan lagi.
Menariknya, para trader onshore tampaknya menantikan intervensi PBOC untuk meredam volatilitas yuan, terlebih lagi jika Donald Trump menang dan memicu tekanan pada perdagangan. Sementara itu, trader offshore bersiap menghadapi kondisi yang lebih sulit, di mana Yuan offshore menunjukkan lebih banyak tanda kerentanan.
Perbedaan situasi antara Yuan onshore dan offshore ini menampilkan sentimen yang terus berkembang. Para pemain besar di pasar juga tengah mengantisipasi intervensi dari PBOC sewaktu-waktu jika terjadi perubahan besar. Dalam hal ini, penerapan kebijakan keuangan di Tiongkok tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga keseimbangan dalam negeri di tengah kondisi global yang tidak pasti.
Sektor Energi di Tiongkok dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Negeri
Walau Tiongkok sedang memitigasi gejolak ekonomi dalam negeri, CEO Saudi Aramco, Amin H. Nasser, tetap bersikap optimis terhadap permintaan minyak dan gas di Tiongkok, terutama pada sektor penerbangan.
Di Singapore International Energy Week, Nasser menyatakan pentingnya peran Tiongkok dalam visi dan strategi jangka panjang Aramco, di mana ia menegaskan komitmennya untuk terus berinvestasi di pasar Tiongkok. Terlepas dari program nasional Tiongkok untuk beralih ke energi terbarukan (renewable energy), permintaan pada bahan bakar konvensional masih mendominasi lanskap energi di Tiongkok dan global.
Dilema Kripto Tiongkok: Antara Pertumbuhan Cepat dan Dominasi Regulasi
Di luar sektor TradFi dan dinamika ekonomi Tiongkok di permukaan, negeri tirai bambu ini juga tengah mengalami dinamika pada ranah kripto yang dilematis. Dalam pidato terbarunya di Tsinghua Wudaokou Chief Economists Forum 2024, mantan Menteri Keuangan Tiongkok Lou Jiwei menekankan pentingnya bagi Tiongkok untuk memantau perkembangan internasional di sektor kripto, terutama mengingat perubahan kebijakan signifikan yang terjadi di Amerika Serikat.
Meski Tiongkok mengatur secara ketat dan melarang total penambangan dan perdagangan Bitcoin sejak 2021, negara ini tetap mendominasi lanskap penambangan Bitcoin global, mengendalikan lebih dari 55% pangsa pasar.
Jiwei menunjukkan risiko potensial yang ditimbulkan oleh cryptocurrency terhadap stabilitas keuangan, termasuk volatilitasnya dan penggunaannya dalam aktivitas ilegal. Ia menekankan perlunya pembuat kebijakan Tiongkok untuk waspada terhadap perubahan global, seperti dilegalkannya Bitcoin dan Ethereum spot exchange-traded funds (ETF) oleh SEC dan dukungan bipartisan yang berkembang untuk aset digital di AS, karena perkembangan ini dapat memengaruhi ekonomi digital dan posisi strategis Tiongkok.
Seiring berjalannya 2024, lanskap kripto di AS mengalami pergeseran signifikan dan lebih longgar, ditambah lagi banyak kandidat politik dari kedua partai penguasa yang mengadopsi aset digital. Persetujuan SEC terhadap beberapa Bitcoin dan Ethereum spot ETF menggambarkan dukungan yang jelas, serta berkontribusi pada migrasi signifikan hashrate Bitcoin ke arah AS, yang kini mengendalikan sekitar 40% pasar global.
Dengan adanya perkembangan ini, pernyataan Jiwei menunjukkan kekhawatiran yang semakin meningkat di kalangan pemimpin Tiongkok tentang kemampuan negara untuk memanfaatkan peluang yang ada pada aset digital, terlepas dari pembatasan di sisi regulasi.
Jiwei menekankan perlunya observasi yang cermat pada aset kripto, terutama potensi penggunaannya dalam pencucian uang dan pembiayaan agen terorisme, karena pemahaman faktor-faktor ini sangat penting untuk melindungi sistem keuangan dan memastikan bahwa Tiongkok tetap kompetitif dalam lanskap global yang terus berubah.
Kekuatan Geopolitika Tiongkok
Kebijakan ekonomi Tiongkok, walau kerap mendapatkan tekanan, memiliki pengaruh strategis yang masih stabil dan kuat. Di arena geopolitik, hubungan internasional Tiongkok tengah diuji dan juga mengalami penguatan dalam waktu yang sama.
Pada kunjungannya baru-baru ini ke Beijing, David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris, menegaskan pentingnya peran Tiongkok di panggung Asia Tenggara dan global. Dan tentunya, dengan dilantiknya Presiden baru Indonesia, kerja sama bilateral Indonesia-Tiongkok akan terbantu dengan peran Tiongkok sebagai powerbroker regional.
Di sisi lain, Tiongkok mengambil langkah untuk kendalikan ekspor dual-use (ekspor barang untuk berbagai kegunaan dan pihak; seperti militer, sipil, dan lainnya) masih menuai kritik atas potensi hubungan militernya dengan Rusia. Langkah tersebut dinilai sebagai pendekatan keamanan yang kompleks, namun cerdas dalam menghadapi tekanan internasional yang rumit.
Keseimbangan Kekuatan Masa Depan
Berbagai dinamika di atas menunjukkan Tiongkok secara aktif memperkuat berbagai front-nya, dari bidang keuangan, geopolitik, dan juga keamanan, melalui langkah-langkah yang terukur, baik di dalam dan juga di luar negeri.
Kebijakan pelonggaran fiskal yang agresif, seperti stimulus dan mitigasi risiko jangka panjang,
Proaktif dalam merespon tantangan ekonomi dengan cepat,
Dan melakukan kontrol ketat terhadap pengelolaan fluktuasi Yuan.
Tentunya ini juga menjadi cerminan kepada dunia bahwa Tiongkok melanjutkan strateginya untuk bermain dalam jangka panjang, baik melalui kerja samanya dengan raksasa global seperti Aramco, maupun penanganan hubungan internasional dengan AS dan Uni Eropa. Beberapa bulan mendatang, kemungkinan kita akan lihat langkah-langkah pelonggaran dan stimulus serta dukungan ekonomi berkelanjutan pada energi, seiring transisi Tiongkok ke fase pertumbuhan berikutnya.
Sepekan ke Depan
Kripto
(30/10) Celestia $TIA Token Unlock sebesar $1B
(30/10) Batas tenggat waktu operasional $LUNA $LUNC $USTC diambil alih
(30/10) Event $LINK Chainlink Smartcon
Makro
🇺🇸 (29/10) Pengumuman JOLTs Amerika Serikat (Job Openings and Labor Turnover Survey)
🇯🇵 (31/10) Keputusan Suku Bunga Jepang dari bank sentral Bank of Japan
🇨🇳 (3/11) Pengumuman PPI dan CPI Tiongkok (Producer Price Index dan Consumer Price Index)
Nantikan edisi selanjutnya dari Bitwyre Weekly Digest, di mana kami akan lanjutkan ulasan dinamika ekonomi dan kripto di Indonesia dan Asia, serta berita update kripto lainnya.
Salam,
Editorial Bitwyre
Sumber: Bloomberg, Bloomberg Technoz, Cryptonews.com.
Bitwyre's Weekly Digest (The East Narratives) bersifat informatif dan edukatif, dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat keuangan atau investasi. Pasar kripto sangat fluktuatif dan tidak dapat diprediksi, serta membawa risiko yang signifikan. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan dengan penasihat keuangan berlisensi dalam membuat keputusan investasi.